Asal Muasal Nama 'Sidenreng Rappang'

Jumat, 03 April 2009
Adalah mudah merasa kenal dan akrab dengan satu nama, tapi tidak tahu asal-muasal nama itu dan cerita di baliknya. Citizen reporter memaparkan latar belakang nama sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan, yang dikenal sebagai lumbung padi Sulsel. (p!) SIDRAP, kata yang sudah tidak asing lagi di pendengaran mereka yang berada di lingkup Sulawesi Selatan. Nama dari salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal sebagai lumbung padi. Juga dikenal sebagai masyarakat yang cara bicaranya kasar dan suaranya yang keras, sampai ada ungkapan yang menyatakan ”Lebbimoi Nacairiyye To Bone, Naiyya Nabicie To Sidenreng”. Artinya, lebih baik dimarahi oleh orang Bone daripada dibisik oleh orang Sidenreng Rappang. Namun pun begitu, bagi orang yang menyalami secara mendalam hati dan karakter masyarakat Sidenreng Rappang pasti akan berkata, ”Naiyya To Sidenreng Rappengnge Garagaji Timunna, Sabbe Atinna.” Artinya, sesungguhnya orang Sidenreng Rappang bibirnya ibarat gergaji namun hatinya selembut sutra. Maknanya, tegas tapi bijaksana, keras budi bahasa tetapi halus budi pekerti.
Sidrap adalah kabupaten yang sarat dengan sejarah. Kabupaten yang memperingati tanggal 18 Februari sebagai hari jadinya ini, ternyata mempunyai sejarah dibalik namanya. Saya adalah salah seorang di antara sekian banyak putra-putri Sidenreng Rappang yang tertarik untuk menelusuri jejak sejarah di balik nama kabupaten kami itu. Tulisan yang saya tulis ini merujuk pada buku lontara’ dan hasil seminar tentang hari jadi Sidenreng Rappang, serta berbagai literature lainnya. Dalam buku lontara’ Mula Ri Timpakenna Tana’e Ri Sidenreng halaman 147, dikisahkan tentang seorang raja bernama Sangalla. Ia adalah seorang raja di Tana Toraja. Anaknya ada 9 : La Maddarammeng, La wewanriru, La Togellipu, La Pasampoi, La Pakolongi, La Pababbari, La Panaungi, La Mampasessu, dan La Mappatunru. Sebagai saudara sulung, La Maddaremmeng selalu menekan dan mengintimidasi kedelapan adik-adiknya, bahkan daerah kerajaan adik-adiknya ia rampas semua. Karena semua adiknya tidak tahan lagi dengan perlakuan kakaknya, mereka pun sepakat meninggalkan Tana Toraja. Karena perjalanan yang melelahkan, mereka kehausan lalu mencari jalan ke tepi genangan air di pinggir danau. Namun, danau itu ternyata berada di hutan yang lebat, sehingga sulit bagi mereka untuk mencapainya. Karena harus menembus semak belukar yang lebat, mereka pun Sirenreng-renreng (saling berpegangan tangan). Sesampainya di sana, mereka minum sepuas-puasnya dan duduk beristirahat kemudian mandi. Setelah itu, mereka berdiskusi bertukar pikiran tentang nasib yang merka jalani. Akhirnya, mereka sepakat untuk bermukim di tempat itu. Di sanalah mereka memulai kehidupan baru untuk bertani, berkebun, menangkap ikan, dan beternak. Semakin hari, pengikut-pengikutnya pun semakin banyak.
Tempat itulah yang kemudian dikenal “Sidenreng“, yang berasal dari kata Sirenreng-renreng mencari jalan ke tepi danau, dan danau itulah yang sekarang dikenal dengan danau Sidenreng. Dari situ, terbentuk kerajaan Sidenreng. Menurut sejarah, Sidenreng Rappang awalnya terdiri dari dua kerajaan, masing-masing Kerajan Sidenreng dan Kerajaan Rappang. Kedua kerajaan ini sangat akrab. Begitu akrabnya, sehingga sulit ditemukan batas pemisah. Bahkan dalam urusan pergantian kursi kerajaan, keduanya dapat saling mengisi. Seringkali pemangku adat Sidenreng justru mengisi kursi kerajaan dengan memilih dari komunitas orang Rappang. Pegitu pula sebaliknya, bila kursi kerajan Rappang kosong, mereka dapat memilih dari kerajaan Sidenreng . Itu pula sebabnya, sulit untuk mencari garis pembeda dari dua kerajaan tersebut. Dialek bahasanya sama, bentuk fisiknya tidak beda, bahasa sehari-harinya juga mirip. Kalaupun ada perbedaan yang menonjol, hanya dari posisi geografisnya saja. Wilayah Rappang menempati posisi sebelah Utara, sedangkan kerajaan Sidenreng berada di bagian Selatan. Kedua kerajaan tersebut masing-masing memiliki sistem pemerintahan sendiri. Di kerajaan Sidenreng kepala pemerintahannya bergelar Addatuang. Pada pemerintahan Addatuang, keputusan berasal dari tiga sumber yaitu, raja, pemangku adab dan rakyat. Sedangkan di Kerajaan Rappang rajanya bergelar Arung Rappang dan menyandarkan sendi pemerintahanya pada aspirasi rakyat. Demokrasi sudah terlaksana pada setiap pengambilan kebijakan.
Monumen Ganggawa di Pangkajene.Demokrasi bagi kerajaan Rappang adalah sesuatu yang sangat penting, salah satu bentuk demokrasinya adalah penolakan diskriminasi gender. Perbedaan gender tidak menjadi masalah, khususnya bagi kaum wanita untuk meniti karir sebagaimana layaknya kaum pria. Buktinya, adalah emansipasi wanita sudah ditunjukkan dengan seorang perempuan yang menjadi rajanya, yaitu raja Dangku, raja kesembilan yang terkenal cerdas, jujur, dan pemberani. Wanita yang kemudian dikenal sukses menjalankan roda pemerintahan di zamannya. Pada saat pengakuan kedaulatan republik Indonesia oleh Belanda tanggal 27 Desember 1949, berakhirlah dinasti Kerajaan Sidenreng dan Kerajaan Rappang. Ketika bumi Indonesia kemudian melepaskan diri dari belenggu penjajah, ketika pekik kemerdekaan menggema di seantero nusantara, kerajaan Sidenreng lebih awal menunjukkan watak nasionalismenya dengan bersedia melepaskan sistem kerajaan mereka. Padahal sistem itu sudah berlangsung lama, sampai 21 kali pergantian pemimpin. Mereka memilih berubah dan menyatu dengan pola ketatanegaraan Indonesia. Kerajaan akhirnya melebur menjadi kabupaten Sidenreng Rappang, dengan bupati pertamanya H. Andi Sapada Mapangile dan untuk pertama kalinya dalam sejarah pemerintahan Sidenreng Rappang dilakukan pemilihan umum untuk memilih bupati secara langsung pada tanggal 29 Oktober 2008 lalu. (p!).

13 komentar:

{ sansalisa } at: 19 Oktober 2009 pukul 11.51 mengatakan...

tabe' taddampengi atatta, ata iyya bebe' iyya benggo. Engkai mae maelo paware' ada, silappa togi duallappa togi.
Tapalabe'ka' makkutana :
Iyya magana naengka ritella "Kerajaan Rappang"

{ Sejarah, Sains, Astrologi, Ivan Taniputera } at: 21 Januari 2010 pukul 00.04 mengatakan...

Dengan hormat,

Saya sedang menulis buku mengenai sejarah kerajaan2Nusantara pasca keruntuhan Majapahit. Apakah ada rekan2 yang memiliki data daftar raja2 yang pernah memerintah Kerajaan Sidenreng Rappang? Banyak2 terima kasih sebelumnya.
Email saya: ivan_taniputera @ yahoo.com.

Salam hormat,

Ivan T.

{ sansalisa } at: 25 Mei 2010 pukul 21.11 mengatakan...

Silsilah raja yang pernah memerintah di kerajaan Addituang, Sidenreng, Sawitto, Wajo, Maiwa, Mallusetasi, Soppeng dan sekitarnya ada pada Prof. DR. H. Zainal Abidin Farid SH. MH. (SULEWATAN PENEKI)

{ sansalisa } at: 25 Mei 2010 pukul 21.17 mengatakan...

Perpindahan penduduk dari daerah asal ke daerah baru/lain akan membawa ciri khas daerah asal, salah satunya adalah bahasa, kalau yang disebutkan dalam kutipan lontara' di atas benar dari Toraja kenapa nama, bahasa dan penyebutannya tidak ada yang mencerminkan atau menggambarkan Toraja?
Untuk itu kita perlu menelusuri Kerajaan Batu!

Anonim at: 20 Juni 2010 pukul 08.45 mengatakan...

tabe cedde, taddampangengka kasi maraja...iaro ia berketurunan Rappang ( Tangkoki )namun de'gaga sama sekali u wisseng tentang Rappang, untuk itu saya millau tabe mamuare'gi takiringengka serba-serbi riwayat tentang Rappa tak sia-sia ia mencaji tau Sidenreng Rappang lewat email : one_d@borneodetours.com

{ Pak Runa } at: 4 Juli 2010 pukul 05.11 mengatakan...

setuju dengan pandangan sansalisa (25 Mei 2010 21:17).

{ yasrun } at: 18 Mei 2011 pukul 00.54 mengatakan...

Tabe..... sekedar usul..
sekiranya informasi sejarah yg ada dilengkapi dengan bukti minimal referensi buku/Lontara dan pengarangnya, agar informasi layak untuk dipercaya. karena tanpa referensi kita sesama turunan SIDRAP bisa saja jd bingung sendiri. tadampengengge suluessureng iyako engka adakku tassala.

{ ikhsan } at: 27 Desember 2011 pukul 10.50 mengatakan...

ass. silessureng idi pada tau sidenreng rappngnge tomassi'di pamajui kampotta baik dari segi keindahan yare'gi segi ada'ta. supaya weddingngi nisseng tau laingnge makkeda iyaro pale SIDRAP makanja kamponna na malebbi maneng taunna. OKE silessureng???
yako engka adakku tassala ta'dampengenga pale

{ Admin } at: 28 Agustus 2013 pukul 14.55 mengatakan...

permisi..
sy juga mau menyatakan persetujuan dengan sansalisa..
kayaknya pemahamannya lebih mendalam nih om...
hehehehe...

{ Unknown } at: 10 Januari 2016 pukul 11.26 mengatakan...

Apakah saya beliau memiliki keterangan tentang anak cucu dari la panguriseng adeatuang sidenreng bagai mana caranya mencari info melalui beliau ?
Klo saudara punya alamat email atau no tlp minta tolong dikirim ke email saya anandakasim33@gmail.com maksud sebelumnya.

{ adhydalle } at: 7 Februari 2016 pukul 00.23 mengatakan...

Makasih banyak atas pemberitahuan tentang asal usul sidenreng Rappang, jujur saya dilahirkan di Rappang di besarkan tapi tdk Tau sama sekali asal usulx Sidrap,,

{ adhydalle } at: 7 Februari 2016 pukul 00.23 mengatakan...

Makasih banyak atas pemberitahuan tentang asal usul sidenreng Rappang, jujur saya dilahirkan di Rappang di besarkan tapi tdk Tau sama sekali asal usulx Sidrap,,

{ cici } at: 29 Agustus 2020 pukul 22.58 mengatakan...

Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny

Posting Komentar